Model Pembelajaran Project Based Learning

Model Pembelajaran Project Based Learning
. Model pembelajaran project based learning (PjBL) merupakan proyek yang memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja, dimana siswa melakukan pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah dan mensintesis informasi. Hasil adalam pembelajaran adalah berupa produk yang merupakan hasil kerja kelompok siswa (Kurniawan, 2012). Lebih lanjut Kamdi (2008:15) mengemukakan bahwa model pembelajaran project based learning atau pembelajaran berbasis proyek menjadi bersifat revolusioner di dalam isu pembaharuan pembelajaran. Proyek dapat mengubah hakikat hubungan antara guru dan pelajar. Proyek dapat mereduksi kompetensi di dalam kelas dan mengarahkan pelajar lebih kolaboratif dari pada kerja sendiri-sendiri. Proyek juga dapat menggeser fokus pembelajaran dari mengikat fakta ke eksplorasi ide.

Model pembelajaran project based learning (PjBL) telah dikembangkan oleh buck Institute for Education sejak dekade 90-an, yang mana model PjBL menjadi solusi inovatif untuk reformasi pendidikan (Buck Institute For Education, 2009). Model pembelajaran ini merupakan penyempurnaan dari model Problem Based Learning. Model pembelajaran project based learning merupakan salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada CTL atau Contextual Teaching Learning Process (Jones, Rasmussen dan Moffit, 1997). CTL merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa untuk menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran project based learning adalah pembelajaran yang lebih menekankan pada pemecahan masalah otentik yang terjadi sehari-hari melalui pengalaman belajar praktik langsung di masyarakat (John, dalam Moerdiyanto, 2012:374).

Berdasarkan pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran project based learning adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada pemecahan masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari serta pengembangan produk kerja atau unjuk kerja, dimana siswa melakukan pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah dan mensintesis dan hasil akhir dalam pembelajaran adalah berupa produk yang merupakan hasil kerja kelompok siswa.

Langkah-langkah penerapan model pembelajaran project based learning (PjBL) juga dikembangkan oleh George Lucas Education Foundation (dalam Bender, 2012:17-20, 45-76) sebagai berikut :

  1. Start with the essential question (penentuan proyek). Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan essensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realita dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi yang mendalam. Pengajar berusaha agar yang diangkat relevan untuk peserta didik.
  2. Design a plan the project (perencanaan penyelesaian proyek). Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dengan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan essensial dengan mengintegrasikan berbagai subyek serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
  3. Create a scedule (penyusunan jadwal). Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain : (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek; (2) membuat deadline untuk menyelesaikan proyek; (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru; (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek; (5) meminta peserta didik untuk membuat pejelasan atau alasan tentang pemilihan suatu cara.
  4. monitor the student and progress of the project (pemantauan. Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi monitor bagi aktivitas peserta didik, agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
  5. assess the outcome (menguji hasil dan presentasi). Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberikan umpan balik tentang tingkat pemahaman dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
  6. evaluate the experience (evaluasi proses dan hasil proyek). Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok, pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pertemuan.
Adapun hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh guru sebelum menerapkan model pembelajaran project based learning adalah menyiapkan proyek yang akan dilaksanakan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Proyek yang akan dilaksanakan harus dikuasi terlebih dahulu oleh guru, artinya guru telah melakukan proyek tersebut sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Apabila seorang guru yang memimpin pembelajaran berbasis proyek tidak memiliki pengalaman yang cukup mengenai project yang akan diberikan kepada siswa, maka kegagalan project akan terjadi. Dengan kata lain, pengetahuan teoritis yang dimiliki oleh guru tidaklah cukup dan guru harus memiliki pengalaman praktik secara langsung pada bidang yang akan ditekuni (Marx, dalam Sepahker, 2015).

Demikian Model Pembelajaran Project Based Learning. Semoga bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.

Daftar Pustaka :

Bender, W.N. 2012. Project Based Learning:Diferentianting Instruction For the 21 Century. Thousand Oaks:Corwin.

Jones, B.F., Rasmussen, Claudette M., & Moffit, M.C.1997. Real Life Problem Solving: A Collaborative Approach to Interdisciplinary Learning. Washington D.C : American Psycological Association.

Kamdi, W. 2008 PBL: Belajar dan Pembelajaran dalam Konteks Kerja. Jurnal Genteng Kali, 3(3):11-15

Kurniawan.2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Berfikir Kritis dan Sikap Terkait Sains Siswa SMP. Jurnal Penelitian Pascasarjana Undiksha, 2(1):5-11.

0 Response to "Model Pembelajaran Project Based Learning"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel