Pandangan Tentang Full Days School
23 August 2017
Add Comment
Pandangan Tentang Full Days School
Full days school yang sedang ramai diperbincangkan menjadi sebuah hal penting yang harus dipikirkan bersama.
Full day school, berasal dari bahasa Inggris, berarti sekolah
sepanjang waktu namun pengertian Full day school menurut istilah adalah
sebuah sekolah yang memberlakukan jam belajar sehari penuh antara jam
07.00-15.30/ 16.00.
Full day school, adalah program sekolah di
mana proses pembelajaran dilaksanakan sehari penuh di sekolah. Dengan
kebijakan seperti ini maka waktu dan kesibukan anak-anak lebih banyak
dihabiskan di lingkungan sekolah dari pada di rumah. Anak-anak dapat
berada di rumah lagi setelah menjelang sore.
Pemerintah indonesia dalam hal ini kementerian pendidikan dan kebudayaan membuat kebijakan tentang full days school yaitu permen nomor 23 tahun 2017. kebijakan tersebut menuai pro dan kontra baik dikalangan akademisi, guru, tokoh masyarakat, dan para orang tua.
Ada 3 alasan mendasar yang muncul dalam full days school, pertama: pendidikan karakter, kedua: kenakalan siswa, ketiga : jam mengajar guru. Full days school dan K13 ini timbul salah satunya karena asumsi bahwa kenakalan remaja, kegagalan pendidikan, dsb adalah kesalahan pemerintah dan pendidikan, padahal dalam dunia pendidikan di kenal dengan tri pusat pendidikan yaitu keluarga, masyarakat, dan lembaga pendidikan, jadi jika permasalahan yang ada di dunia pendidikan seluruhnya kesalahan pemerintah dan lembaga pendidikan itu tidak mutlak, pemerintah harus berupaya bagaimana dapat menggandeng pemahaman bersama tentang pendidikan karakter antara orang tua siswa, lembaga masyarakat, lembaga keagamaan, organisasi, dan lembaga pendidikan. Dengan kebijakan full days school tentunya akan semakin menambah hubungan jauh antara masyarakat, lembaga keagamaan, organisasi, dsb.
Ketika pokok permasalahannya pendidikan karakter, indikator yang akan kita bangun yang mana, apakah bela negaranya, apakah spiritualnya, apakah tingkah lakunya, dan sebagainya. karena yang muncul di lapangan tidak jelas arah pendidikan karakter pada full days school. Indikator sangat penting untuk memunculkan bentuk pembinaan seperti apa yang akan diberikan, bagaimana pelaksanaannya, kapan waktunya.
Sebetulnya pemerintah sudah bagus memasukkan hidden curriculum dalam pendidikan contohnya sebelum pembelajaran siswa berbaris didepan kelas, berdo'a, menyanyikan lagu indonesia raya dan lagu daerah atau nasional, setelah pembelajaran selesai bagi umat islam melaksanakan shalat dzuhur berjamaah, meskipun kelihatan remeh akan tetapi nilai karakternya besar jika pemerintah memberikan penguatan terhadap pendidik, pendidik memberikan penguatan kepada siswa. hal tersebut lebih efektif, mudah dilaksanakan akan tetapi nilai pendidikan karakternya tinggi.
Jika masih belum maksimal, pemanfaatan kegiatan kesiswaan seperti pramuka, rohis, PMR, Paskibra, OSIS sangat menunjang pendidikan karakter jika dapat diberdayakan dengan baik dan mendapatkan perhatian serius, contohnya pramuka, sangat efektif membangun karakter siswa akan tetapi belum semua sekolah, dan semua jenjang melaksanakan kegiatan pramuka rutin, dan kegiatan yang maksimal.
Alangkah baiknya jika full days school tidak muncul, akan tetapi digantikan di hari sabtu untuk full pendidikan karakter, free pembelajaran.
Kebijakan full days school tentunya akan merambah kepada permasalahan lain seperti:
1. masalah sarana prasana
2. administrasi
3. biaya
4. tenaga
5. lingkungan masyarakat
6. psikologis anak
7. dll
Yang perlu dipahami bersama yang kita perlu contoh dari negara-negara maju adalah sains dan teknologinya, bukan sistem pendidikanya, karena bangsa indonesia berbeda dengan bangsa lain dari segi keberagaman agama, budaya, sosial, ekonomi, dan lainnya.
Bahaya yang paling besar dari full days school adalah hilangnya ilmu agama, khususnya agama islam karena mayoritas masyarakat Indonesia adalah umat islam, Al Qur'an nantinya hanya sebagai pajangan, karena anak anak bangsa tidak bisa membaca Al Qur'an, kebodohan ilmu agama padahal pondasi utama adalah ilmu agama. sadar atau tidak disadari anak-anak bangsa yang pandai ilmu agama, prilakunya baik, mereka punya dasar ngaji di lingkungan masyarakatnya, ada yang ngaji siang hari, sore hari, malam hari,
jika muncul pernyataan kalau tidak full days school justru anak anak akan banyak bermain, pergi kemana-mana, maka salah dong?? bukan pendidikan yang harus jadi kambing hitam, tapi kita semua, orang tua, masyarakat, pemerintah, salah!! karena kita memberi contoh saling bertengkar, korupsi, memakai dan menjual narkoba dll. orang tua membiarkan anaknya berkeliaran dibandingkan memerintahkan untuk ngaji, orang tua takut pada anak, masyarakat acuh dengan pendidikan agama dan perilaku anak bangsa.
Tidak ada kontrol yang serius dari kita terhadap berita-berita ditelevisi, media sosial, yang memberikan contoh tawuran, berbuat tidak senonoh, memakai narkoba, semuanya dipertontonkan secara terus menerus padahal masa anak dan remaja mereka sedang masanya meniru apa yang di lihat, apa yang didengar.
Untuk itu marilah kita instropeksi bersama, kita bangun bersama anak-anak bangsa yang akan meneruskan perjuangan bangsa Indonesia. Tidak saling menyalahkan, siapa yang paling bersalah, siapa yang bertanggung jawab, tapi tanggung jawab kita semua.
saya mohon maaf apabila banyak tutur kata yang salah disini. saya hanya membaca alam, membaca keadaan. saya harap ada solusi terbaik yang bisa menjadi penengah tentang pro dan kontra full days school, tidak berfikir pendapat siapa yang paling baik, tapi pemikiran bersama dan kerjasama itu akan membawa kepada kesuksesan pendidikan kita. amin.
Link will be apear in 15 seconds.
Well done! you have successfully gained access to Decrypted Link.
0 Response to "Pandangan Tentang Full Days School"
Post a Comment